PT Nanotech Herbal indonesia
Bridge to future products
Dalam pembahasan herbal biasanya semua sudah mengerti bahwa herbal untuk mengobati berbagai macam macam penyakit. Macam macam tanaman herbal memang banyak mengandung zat zat yang berguna untuk penyembuhan maupun untuk menjaga kesehatan dan menjadi multivitamin.
Lalu bagaimana herbal mengatasi suatu penyakit ?
Obat – obatan herbal dibuat dari tumbuh – tumbuhan atau campuran dari extrak tumbuh – tumbuhan untuk mengobati penyakit atau menjaga kesehatan, obat herbal bisa di buat oleh daun, bunga, batang, akar, buah, bahkan bijinya kemudian bahan bahan ini di proses dan di kemas dalam bentuk kapsul, tablet, minyak, salep, atau minuman dalam bentuk teh.
Karena di buat dari bahan bahan alami, masyarakat pun berfikir obat herbal aman dan tidak ragu untuk mencobanya, terutama jika jika obat herbal itu sudah dikerjakan sejak turun temurun.
Regulasi dan Standarisasi Obat Herbal di Indonesia
Pada dasarnya obat herbal yang beredar di Indonesia aman untuk dikonsumsi, dengan catatan bahwa produk tersebut sudah terdaftar di BPOM RI.
Di Indonesia sendiri, obat herbal dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu obat herbal tradisional dan obat herbal nontradisional.
Sebelum mengizinkan peredaran produk obat herbal, BPOM RI akan melakukan serangkaian uji coba ilmiah terlebih dahulu guna melindungi masyarakat dari kemungkinan kandungan zat-zat yang berbahaya. Namun untuk obat herbal yang telah digunakan sejak turun-temurun biasanya tidak perlu dilakukan uji klinis lagi. Meski ada pula yang memerlukan bukti lebih lanjut.
Proses uji klinik pada suatu produk meliputi pengecekan terhadap kebenaran identitas tumbuhan yang dipakai, bagian tumbuhan yang dipakai, cara penyiapan bahan baku, dan identifikasi senyawa aktif. Metode ekstraksi yang digunakan, cara penyiapan bahan baku dan produk yang diuji juga diperlukan.
Obat herbal yang beredar di Indonesia tidak boleh mengandung Bahan Kimia Obat (BKO) karena dapat membahayakan kesehatan dan berakibat fatal.
Contoh BKO yang dimaksud adalah paracetamol sebagai obat pereda rasa sakit atau sildenafil sebagai obat untuk mengatasi lemah syahwat.
BPOM RI dengan tegas melarang masyarakat mengonsumsi obat herbal dengan kandungan BKO. BPOM RI pun akan menyita produk obat herbal yang mengandung zat-zat tersebut.
Efektivitas Obat Herbal Secara Klinis
Obat herbal memiliki kandungan dan cara kerja yang sangat kompleks. Meski secara umum dianggap alami, namun bukan berarti obat herbal sepenuhnya aman. Berbeda dengan obat-obatan medis, obat herbal memiliki cara kerja yang berbeda dalam mengobati penyakit. Jika obat-obatan konvensional bertujuan mengobati penyakit secara spesifik, obat herbal umumnya lebih berperan dalam proses pemulihan tubuh.
Hampir semua tumbuhan memiliki efek atau kandungan antioksidan di dalamnya. Aktivitas antioksidan di dalam obat herbal inilah yang membuatnya digunakan dalam membantu menangani berbagai kondisi seperti kanker, penurunan daya ingat, penyakit Alzheimer, diabetes, dan penyakit kardiovaskular seperti aterosklerosis.
Fakta ilmiah dari berbagai penelitian sejauh ini menyimpulkan bahwa efektivitas obat herbal secara klinis masih belum didukung oleh bukti yang kuat dan konsisten. Beberapa orang mengaku merasa lebih baik setelah mengonsumsi obat herbal, tapi ada juga laporan terjadinya keracunan setelah mengonsumsi obat herbal. Jadi jika Anda ingin menggunakan obat herbal sebagai metode pengobatan, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Tips Agar Aman Mengonsumsi Obat Herbal
Sebagian besar bahan alami yang dijadikan obat herbal memang aman untuk dikonsumsi. Meski aman, obat herbal juga berpotensi menyebabkan efek samping baik ringan maupun serius pada tubuh. Informasi mengenai efek samping yang mungkin terjadi biasanya tertera pada kemasannya. Agar terhindar dari bahaya, berikut ini adalah tips aman mengonsumsi obat herbal.
Sumber: Alodokter